Senin, 10 Mei 2010
PENGENALAN KAMBING PERAH
Populasi kambing perah di Indonesia masih terbilang sedikit. Sebagian masyarakat Indonesia lebih banyak mengenal sapi perah dibandingkan kambing perah. Populasi kambing Peranakan Ettawa (PE) yang merupakan bangsa kambing asli Indonesia merupakan hasil persilangan antara kambing ettawa yang berasal dari India dengan kambing kacang yang merupakan bangsa kambing asli Indonesia. Kambing ini dibudidayakan pertama kali oleh masyarakat Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Sejak lama kambing PE sudah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia dan mendominasi spesies kambing di Indonesia bagian barat, khususnya Pulau Jawa.
Saat ini kambing perah yang umum dibudidayakan di Indonesia adalah kambing peranakan ettawa atau yang lebih dikenal dengan sebutan kambing PE. Kambing PE merupakan kambing yang memiliki karakeristik baik dan khas, baik ditinjau dari fisik (ukuran tubuh, warna rambut), produksi (mencapai 4-5 liter per hari), maupun genetiknya (laju pertumbuhan).
Di dunia dikenal berbagai bangsa kambing dengan sifat dan karakteristik yang berbeda. Beberapa bangsa kambing yang berpotensi sebagai penghasil susu, antara lain:
1. Kambing Tuggenburg
Kambing ini berasal dari lembah Tuggenburg, Swiss. Bobot badan kambing dewasa mencapai 60 kg dengan produksi susu mencapai 6 liter per hari.
2. Kambing Saanen
Kambing ini berasal dari lembah Saanen, Swiss. Bobot badan pejantan dapat mencapai 120 kg dan betina memiliki bobot sampai dengan 90 kg dengan produksi susu mencapai 4 liter per hari.
3. Kambing Nubian
Kambing ini berasal dari Nubian, Afrika. Bobot badan dapat mencapai 80 kg dengan produksi susu mencapai 5 liter per hari.
4. Kambing Ettawa
Kambing ini berasal dari Jamnapari, India. Bobot badan dapat mencapai 100 kg dengan produksi susu sekitar 4-5 liter per hari.
5. Kambing Peranakan Ettawa (PE)
Persilangan antara kambing Ettawa dengan kambing kacang asli Indonesia. Bobot badan pejantan dewasa mencapai 100 kg dan betina dewasa mencapai 70 kg dengan produksi susu sekitar 4-5 liter per hari.
Kambing PE dipilih karena merupakan salah satu kambing asli Indonesia yang cukup penting dan jumlahnya yang cukup besar serta sudah cukup mampu beradaptasi dengan kondisi agroklimat di wilayah Indonesia. Peternak menyukai kambing PE mengingat beberapa keunggulan karakteristiknya, antara lain produksi tinggi (mencapai 2 liter per ekor per hari), mempunyai postur tubuh yang baik (tinggi mencapai 110 cm dan bobot mencapai 100 kg), produktivitas tinggi, tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, cepat beradaptasi apabila dihadapkan dengan lingkungan baru, cepat berkembang biak, dan bereaksi positif terhadap perlakuan pemberian pakan. Kambing betina jenis ini mencapai kematangan seksual pada umur 8-9 bulan. Masa kehamilan selama 5 bulan dan masa Iaktasi 4 bulan. Dengan pemeliharaan yang baik, kambing dapat dikawinkan lagi 2-3 bulan lagi setelah melahirkan. Setiap melahirkan kambing mampu menghasilkan 1-2 ekor anak, sehingga dalam dua tahun dapat menghasilkan 3-6 ekor anak. Masa subur kambing betina setelah berusia 2 tahun. Jika dilihat dari produknya, susu kambing memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik dari susu sapi.
Selain itu, susu kambing juga memiliki keistimewaan lain, diantaranya adalah:
1) Beberapa jenis enzim juga terdapat dalam susu kambing, antara lain : Ribonuklease, Alkalin Fosfate, Lipase, dan Xantin Oksidase,
2) Mengandung antiartritis (inflamasi sendi),
3) Mempunyai khasiat untuk mengobati demam kuning, penyakit kulit, gastritis (gangguan lambung), asma, dan insomnia (sulit tidur),
4) Mengandung zat bioaktif yang mampu menjaga keseimbangan hormonal dalam tubuh
5) Molekul lemaknya kecil sehingga mudah dicerna,
6) Bila disimpan di tempat dingin tidak merubah kualitas khasiatnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar